Evaluasi Pendidikan Agama Islam pada anak usia Dini

Terdapat 3 sebutan yang silih berkaitan ialah penilaian, pengukuran( measuremen), serta assesment. Dari ketiga istilah tersebut, yang sangat pas digunakan pada pendidikan agama Islam pada anak usia dini ialah assesment. Sebab, assesment ialah sesuatu proses pengamatan, pencatatan, serta pendokumentasian kinerja serta karya siswa dan gimana proses dia menciptakan karya tersebut. 

Penilaian pada anak Usia dini tidak digunakan buat mengukur keberhasilan sesuatu program namun buat mengenali perkembangan ataupun kemajuan belajar anak. Penilaian pada anak Usia dini dilakukan secara bertahap serta berkesinambungan sehingga kemajuan belajar siswa bisa dikenal. 

Tujuan diadakan evaluasi untuk melaporkan kalau penilaian merupakan pemakaian sistem penilaian yang bertabiat komprehensif ( merata) buat memastikan mutu dari sesuatu program atau kemajuan dari seseorang anak. Apabila pendidik melakukan evaluasi umumnya berhubungan dengan evaluasi terhadap pertumbuhan sosial, emosional, raga ataupun perkembangan intelektualnya.

Evaluasi tersebut bisa dicoba dengan cara mendapatkan data, bisa dipergunakan 2 metode ialah:

  • langsung lewat pengamatan selalu
  • secara tidak langsung lewat hasil karya anak, baik berbentuk tulisan, foto, ataupun ungkapan yang lain. 
Dengan mengenali bakat, atensi, kelebihan serta kelemahan siswa hingga pendidik bersama dengan orang tua partisipan didik dapat berikan dorongan belajar yang pas buat anak sehingga dapat diperoleh hasil belajar yang maksimal. Pada pendidikan Pendidikan Agama Islam buat anak Usia dini, yang butuh dievaluasi adalah bidang akidah, ibadah, serta akhlak. 

Dalam bidang akidah dilihat dari - menyebut nama Allah. Bidang ibadah misalnya pada dikala praktek wudhu, melakukan sholat. Pada bidang akhlak dilihat dari cuci tangan saat sebelum makan, serta lain- lain. Ada pula metode mengevaluasi anak Usia dini ialah dengan cara pengamatan( observasi). Ialah sesuatu metode buat mendapatkan penjelasan menimpa suasana dengan memandang serta mendengar apa yang terjalin, setelah itu seluruhnya dicatat dengan teliti. 

Sebaliknya strategi pengamatan terdapat bermacam wujud, antara lain: 

  • Catatan anekdot; ialah catatan tertulis tentang satu ataupun lebih observasi- observasi guru terhadap kelakuan serta reaksi- reaksi murid dalam bermacam suasana. 
  • Checklist; merupakan sesuatu catatan butirbutir, tingkah laku seorang. Pendidik cuma berikan ciri atau mencoret ciri Ya/ Tidak pada butir mana saja yang cocok dengan tingkah laku anak.

Kesimpulan Pendidikan Agama Islam pada anak usia Dini

Sehabis mendeskripsikan Pendidikan Pendidikan Agama Islam Pada Anak Usia Dini bisa dimpulkan kalau pendidikan pendidikan agama Islam wajib disesuaikan dengan sesi pertumbuhan pada anak Usia dini paling utama dalam membagikan modul ataupun pemilihan metodenya. 

Modul aqidah buat menanamkan pengenalan terdapatnya Allah melalui ciptaanNya, mengenalkan kitab- kitab Allah, memahami Nabi serta Rasul. Sebaliknya modul ibadah serta akhlak semacam sholat berjamaah, berperilaku yang baik semenjak dini semacam menghormati orang yang lebih tua wajib melalui pembiasaan. 

Tata cara yang digunakan wajib bermacam- macam disesuaikan dengan materi serta tujuan yang hendak dicapai supaya pendidikan tidak berlangsung monoton, antara lain: tata cara cerita, karyawisata, pembiasaan, serta metode bermain sembari belajar sebab membagikan lebih banyak kesempatan kepada anak buat meningkatkan keahlian yang dipunyai sehingga anak bisa menggapai pertumbuhan secara maksimal. 

Penilaian pendidikan Pendidikan Agama Islam dilaksanakan setiap kali pertemuan supaya pertumbuhan anak bisa dikenal pula berfungsi buat mengenali sukses ataupun tidaknya proses pendidikan yang berlangsung. 

Pendidikan Pendidikan Agama pada Anak Usia Dini memerlukan intensitas serta atensi spesial, sebab mempunyai kepribadian yang unik. Pendidik ataupun orang tua wajib teliti mencermati aspek- aspek yang dipunyai oleh anak. Kepribadian bermain sembari belajar wajib menempel. 

Pemberikan contoh secara langsung, penyediaan fasilitas untuk mempraktekkan modul yang diajarkan wajib diselarsakan. Mudah- mudahan pendidik serta orang tua sukses mencetak generasi. Aamiiin

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tips Liburan ke Jogja bagi Pemula agar Makin Seru

Tips Memilih Baja Ringan Yang Baik dan benar

Agar Lulus Tes Tentara TNI-AL, Perhatikan Hal Ini